Jakarta – Kebocoran data penting oleh penjahat cyber ternyata mengalami peningkatan selama Januari kemarin. Demikian laporan terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan keamanan Symantec.
Menurut penelusuran Symantec, kebocoran data terbesar baru-baru ini adalah tereksposnya 105.8 juta identitas di Korea Selatan. Perlu dicatat bahwa banyak orang di negara tersebut memiliki lebih dari satu akun yang terekspos akibat kebocoran ini.
Dikatakan oleh Ben Nahorney, Cyber Security Threat Analyst Symantec, kebocoran tersebut memang mengalami tren peningkatan, dimana awalnya hanya 40 juta identitas saja yang bocor dan kini hampir mencapai 110 juta identitas terekspos.
“Dua kebocoran data ini memberi sumbangan besar sehingga jumlah identitas yang terekpos dalam 12 bulan terakhir menjadi 500 juta,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (4/3/2014).
Selain itu, Symantec juga menemukan serangan terarah meningkat ke level tertinggi sejak Agustus tahun lalu, setelah sebelumnya jumlah serangan berada di tingkat rata-rata hingga rendah dalam empat bulan terakhir.
Sektor manufaktur menjadi industri yang paling banyak menjadi sasaran, mencapai 21.3% dari seluruh serangan. Layanan-layanan non tradisional yang meliputi perhotelan, rekreasi dan perbaikan berada di posisi kedua dengan 20,6%.
Jumlah kerentanan juga dilaporkan meningkat pada bulan Januari setelah angkanya menurun pada November dan Desember tahun lalu. Meskipun demikian, dengan kerentanan mencapai 555, angka ini masih di bawah bulan Oktober, yang mencapai 663 kerentanan.
Berita lainnya, angka spam dan phishing di bulan Januari menurun, sedangkan angka virus email berada di tingkat terendah sejak Oktober tahun lalu.